Headlines News :

DILIGENCE IS THE WAY TO PROSPER

kerajinan adalah satu Jalan Keberuntungan..!!!
Home » » Cara Menysun Skripsi....... Semoga bermanfaat...... Lahagu

Cara Menysun Skripsi....... Semoga bermanfaat...... Lahagu

Written By Yhannu Hanya Berbagi......... on Sabtu, 29 Juni 2013 | 21.40


KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang manatelah memberi kesehatan, taufik dan hidayahnya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shlawat beserta salam penulis hadiahkan Kehadirat Junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw yang telah menyampaikan ajaran Islam yang benar kepada umat manusia, sehingga dengan ajaran itulah manusia akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, kelak.
            Dalam penulisan makalah ini. Penulis sadari masih banyak kekurangan serta masih jauh dari yang diharapkan. Jadi, penulis berharap kritik dan saran yang membangun bagi  pembaca terlebih-lebih Bapak Dosen. Mata kuliah ilmu kalam. Demi sempurnaanya makalah ini kepadanya.


                                                                                                Medan, 23 Maret 2013
                                                                                                PENULIS


                                                                                                (Lahagu Yhannu)


DAFTAR ISI
A.     KATA PENGANTAR
B.     DAFTAR ISI
C.     BAB I PENDAHULUAN
D.    BAB II PEMBAHASAN
A.    Asal  Mula Ke Khalifaan
B.     Pemerintahan di masa Khalifaan Ustman
C.     Adanya Dua Orang Khalifah dalam Satu Masa (Perang Siffin)
E.     BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Daftar Pustaka


BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Teologi dalam Islam disebut “Ilm Al-tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu Esa dan Ke-Esaan dalam pandang Islam sebagai agama Monothoisme, sifat yang terpenting di antara sifat Tuhan. Selanjutnya Teologi Islam disebut juga “Ilm Al-kalam, karna kalam sbda Tuhan atau Al-Qur’an pernah menimbulkan pertentangan karena dikalangan umat Islam di abad kesembilan dan kesepuluh Masehi. Sehingga timbul penganiayaan dan pembunuhan-pembunuhan terhadap sesama muslim di waktu itu.
Kalu yang dimaksud dengan Kalam ialah kata-kata manusia, maka teologi dalam Islam di sebut ‘Ilm Al-Kalam karena kaum teologi islam bersilat dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat dan pendirian msing-masing. Teologi dalam Islam memang di beri nama Mutakallim yaitu ahli debat pintar memakar kata-kata.
Teologi islam yang di ajarkan di Indonesia pada umunya adalah Teologi dalam bentuk ilmu Tauhid. Ilmu Tauhid yang diajarkan dan yang dikenal di Indonesia pada umunya ialah ilmu Tauhid menurut aliran Asy’ariah sehingga timbullah kesan dikalangan sementara  Umat Islam Indonesia, bahwa inilah satu-satunya teologi yang ada dalam islam.
Dalam Islam sebenarnya terdapat lebih dari satu aliran teologi. Ada aliran yang bersifat liberal ada bersifat yang bersifat tradisionil. Kedua corak teologi ini liberal dan tradisionil tidak bertentangan dengan ajara-ajaran dasar Islam. Dengan demikian orang yang memilih mana saja dari alira-aliran itu sebagai yang dianutnya, tidak pula menyebabkan ia menjadi keluar dari islam.
Adapun  maksud Penulis membahas sejarah perang SIPPIN adalah untuk mengingatkan umat Islam supaya tidak melupakan dengan sejarh pahitnya perang SIPPIN. Tujuan lain penyusun Makalah ini untuk memberi pandanganterhadap islam bagi pembaca yang biasanya mengetahui dan mengenal Islam, dari sudut pandang hukum atau Fiqih sehingga memungkinkan timbuk kesan bagi orang bahwa islam adalah agama yang sempit.
Islam sebenarnya bukan hanya mempunyai aspek Fikih saja, Islam mempunyai aspek-aspek lain, aspek teologi, aspek filsfat, aspek mistik, aspek kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, aspek sejarah, aspek insttitusi-Institusi dan lain-lain. Apabila mengenal Islamdari sudut tinjauan  fikih saja, tentu memberi gambaran yang pincang tentang Islam, apalagi kalau ditinjau itu didasarkan pada salah satu Mazhab fikh saja.


BAB  II
PEMBAHASAN
A.    Asal Muasal ke Khalifahan
Ketika Nabi Muhammad wafat ditahun 632 Masehi daerah kekuasaan Madinah hanya terbatas pada kata iru saja, tetapi dikatakan seluruh semenanjung Arabia. Negara Islam di waktu itu seperti gambaran oleh W-M-Watt, telah merupakan kumpulan suku-suku bangsa Arab. Yang mengikat tali persekutuan dengan Nabi Muhammad dalam berbagai bentuk dengan masyarakat Madina dan Mungkin juga masyakat Mekkah sebagai intinya.2)
Islam sendiri sebagai kata R Strothman, disamping merupakan sistim politik dan Nab Muhammad di samping telah pula menjadi seorang ahli Negara.3) jadi tidak mengherankan kalau masyarakat Madina pada waktu wafat Nabi Muhammad sibuk memikirkan pengganti beliau untuk mengepalai Negara yang baru lahir itu, sehingga penguburan Nabi Muhammad sebagai kepala Negara-sebagai nabi atau Rasul Nabi tentu tidak dapat diganti lagi.
Sejarah meriwayatkan bahwa Abu  Bakar-lah yang disetujui oleh masyarakat Islam di waktu itu menjadi pengganti atau khalifah Nabi dalam mengepalai Negara meraka. Kemudian Abu BAKI diganti oleh umat Ibn Al-Kahatab dan Umar oleh Usman Ibn “AFFAN.

B.     Kepemimpinan di masa Khalifah Usman.
Usman termasuk dalam golongan pedagang Qura’isy yang kaya- Kaum keluarganya terdiri dar orang aristkrat mekah yang karena pengalaman dagang mereka, mempunyai pengetahuan tentang administrasi. Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam pemimpin administrasi daerah-daerah diluar semenanjung Arabia yang bertambah banyak masuk kebawah kekuasaan Islam. Ahli sejarah menggambarkan Usma sebagai orang yang lemah dan tidak sanggup menentang ambisi kaum keluarganya yang kaya dan berpengaruh itu. Ia mengangkat mereka menjadi Gubernur-Gubernur daerah yang tunduk kepada kekuasaan Islam. Gubernur-Gubernur yang diangkat oleh Umar Ibn Al-Kahttab, Khalifah yang terkenal sebagai orang kuat dan tak memikirkan kepentingan keluarga di jatuhkan oleh Usman.
Tindakan-tindakan politik yang dijalankan Usman menimbulkan reaksi yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Shalat-shalat yang pada mulanya menyokong Usman ketika melihat tindakan yang kurang tepat itu mulai meninggalkan Khalifah yang ketiga ini. Perasaan tidak senang muncul di daerah-daerah dari Mesi, sebagai reaksi terhadap dijatuhkanya Umar Ibn Al-As yang oleh Abdullah Ibn Abi-Sarti, Allah satu anggota keluarga Usman. Sebagai Gubernur Mesir lima ratus Pemeberontak berkumpul dan kemudian bergerak ke Madina. Perkembangan suasana di Madinah selanjutnya membawa pada pembunuhan Usman oleh Pemuka-pemuka, Pemberontak-Pemberontak dari Mesir.
1.      Muhammad Prophen and statesmen, Oxford Universiti Press 1961 hal 222/3
2.      Lihat shorter Encyclopedia of Islam, Ceiden E.J Birll 1961 hal 534
Setelah Usman Wafat ‘Ali sebagai calon terkuat menjadi khalifah yang ke empat. Tetapi ia langsung mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pila menjadi Khalifah, terutama Talhah dan Zubeir dari Mekah yang mendapat sokongan dari Aisyah. Tantangan dari Aisyab, Talhah dan Zubeir ini dipatahkan Ali dalam Pertempuran y terjadi di Irak tahun 656. Talhah dan Zubeir mati terbunuh dan Aisyah dikirim kembali ke Mekkah.
Tantangan kedua datang dari Muawiyah Gubernur Damaskus dan Keluarga yang dekat bagi Usman. Sebagaimana halnya Talhah dan Zubeir. Ia tidak mau mengakui Ali sebagai Khalifah. Ia menuntut kepada Ali supaya menghukum pembunuh. Pembunuh Usma, bahkan ia menuduh Ali turut campur dalam soal pembunuhan itu.4). salah seorang pemuka pemberontakkan-pemberontakkan Mesir yang datang ke Madinah dan kemudian membunuh. Usman adalah Muhammad Ibn ABI BAKI di angkat menjadi Gubernur Mesir.6).
Adanya dua orang khalifah dalam suatu masa.
            Peperangan SIFFIN tercetus apabila Mu’awiyah, Gubernur Syam telah menentang pelantikan sayyidina ‘Ali sebagai Khalifah yang sah dan sebaliknya telah mengistirahatkan dirinya sendiri sebagai kahlifah. Dalam perperangan tersebut, tak kala tentara Mu’awiyah berada di ambang kekelahan kepada tentara-tentara sayyidina “Ali maka Mu’awiyah telah dinasehatkan oleh ‘Amr bin ‘As (yang terkend dengan putar belitnya) untuk menggunakan tipu helah dengan menyeru kepada perdamaian dan perpaduan semua ia Ummah.
            Maka tentara Mu’awiyah telah meletakkan Al-Qur’an di ujung pedang mereka lalu meminta hentikan peperangan dan kembali kepada hukum Allah (Swt). Pihak Mu’Awiyah yang hampir kalah itu minta diadakan rungingan untuk menyatu padukan semula Ummah. Mu’Awiyah yang hendak kalah itu yang meminta. Penasehat kepada Sayyidina All adalah seorang tua yang warak alaim dan lurus yang bernaba Abu Musa Al-Asyiari. Memandangkan kononya Mu’awiyah hendak kembali ke jalan Allah (Swt) maka Abu Musa telah Menasehatkan supaya diterima cadangan tersebut.
            Sayyidina Ali pada mulanya hendak meneuskan peperangana karena beliau sadar ianya sekedar tartik perang si Mu’awiyah, lagi pun sayyidiyah Ali kenal wajah-wajah yang tidak ikhlas dan putarbelit itu (ia itu Mu’awiyah dan ‘Amr Gin’As). Namun begitu, sebagai seseorang yang bepegang kuat kepada hukum, Sayyidah ‘Ali telah menerima nasehat Abu Musa. Maka berlakulah gencatan senjata dan rundingan perdamaian yang di cadangkan itu. Sekumpulan tentara Sayyidina Ali tidak bersetuju karena dalam firasat meraka Mu’awiyah dan Amr bin”As adalah kalangan orang yang tidak jujur. Dan hanya mau melepaskan diri dari keadaan terdesak yang di hadapi.
3.      Tarikh al-Tabari (selanjutnya desebut Tarikh, dan Al-Maarif 1963 Jilid V  hal 7
4.      Ibia jilid IV halalaman 353,357,391 dan 393 jilid III hal.426 dan jilid V halaman 154
5.      Ibia, jilid IV hal 555 7. Ibia-jilid V. Halaman 70-71
Melihat kepada wajah-wajah Mu’awiyah dan ‘Amr-bin ‘As pun sudah dapat di anggap bahwa meraka adalah manusia yang tidak boleh dipercayai. Pasukan tentara di bawah sayyidina Ali yang tidak bersetuju itu keluar dari barisan dan telah menumbuhkan kumpulan Khawarij. Mu’awiyah diwakilkan dan penasehat beliau, ‘Amru bin ‘As yang muda, licik dan terkenal dengan putarbelitnya. Sayyidina ‘Ali juga diwakilkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari, seorang tua yang alim, warak dan lurus orangnya.
Dalam pertemuan tersebut ‘Amru bin ‘As telah mengutamakan cadangan yang sangat menarik tetapi mempunyai agenda jahat yang tersembunyi. Menurut Amru bin As, karena perpecahan umat Islam berpuncak dari adanya dua orang khalifah pada satu masa, maka mupakat antar keduanya perlu di pecat dan setelah itu dilantik. Salah seorang dari kaum Muslimin. Orang akan di lantik semula sebagai khalifah adalah ‘Ali cadangan yang memihak kepada “Ali itu memang sangat menarik dan telah diterima oleh Abu Musa Al-Asy’ari. Maka diaturlah majelih untu memecat kedua-duanya, “Ali dan Mu’awiyah. Tradisi menyebutkan bahwa Abu Musa Al- Asy-ari sebagai yang tertua, terlebih dahalu yang berdiri mengumumkan pemecatan Ali kepada orang ramai. Berupa putusan memembatalkan (menjatuhkan) kedua pemuda yang betentangan yaitu ‘Ali dengan Mu’awiyah. Ketika tiba giliran Amr Ibn Al-As berdiri memilki pentas sebagai wakil Mu’Awiyah. Dalam majelis tersebut berlainan dengan apa yang disetujui, dalam majelis tersebut Amru bin As yang licik bahkan telah memutar belit berkata tidak memeccat Mu’awiyah dan hanya menyetujui pemecatan ‘Ali yang telah diumumkan Abu Musa Al-Asy’ari tetap menolak penjatuhan Mu’awiyah.
Amru Gin ‘As telah berkata, oleh karena puncak permasalahan adalah disebabkan adanya dua orang khalifah dalam satu masa dan memandang Abu Musa telah memecat Ali maka kini hanya tinggal seorang khalifah yaitu Mu’awiyah dan dengan itu Muawiyah kekal sebagai khalifah. Jelas pihak sayyidina “Ali telah ditipu secara nyata sekali akibat dari penipuan puak Mu’awiyah itu maka peperangan dan perpecahan telah tercetus semula lebih hebat lagi. Peperangan siffin adalah merupakan sebuah sejarah yang amat pahit.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sejarah pahit tentang perang Siffin Penulis menguraikan sedikit pada makah ini. Disini penulis hanya mengingatkan, supaya Ummat Islam tidak melupakan sejarah.
Peristiwa perang Siffin di jadikan pengajaran penting juga perlu mengambil ikhtibar dari padanya. Tegas antara puncak utama masalah yang dihadapi oleh umat Islam apa adanya golongan yang tidak senang dengan Islam yang sebenar. Ini  bukanlah perkara yang baharu-sejak zaman sayyidina ‘Ali lagi sudah ada golongan yang tidak senang dengan Islam yang sebenarnya.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Nasution, Harun 1973, Teolog islam aliran-aliran sejarah. Jakarta : penerbit Universitas Indonesia.
2.      Hanaf A, 1962. Teologi Islam (ilmu kalam). Jakarta : Bulan Bintang
3.      Nasution Harun. 1972. Teologi Islam-Jakarta : yayasan penerbit Indonesia
4.      Lubis Ridwan. 1988. Perkembangan pemikiran dalam Islam Sub Limun Kalam. Medan : Dirasatul ‘Ula.

Share this article :

0 komentar:

Mengenai Saya

 
Support : Creating Website | Yhanu Lahagu | Yhanu Lahagu
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Lahagu Yhannu Lovers !!! - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Yhanu Lahagu