Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) Menggunakan Metode SAW
Metode SAW sering
dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW
(Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan terbobot dari
rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW dapat
membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan
dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang
akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan
metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam
perhitungan lebih singkat. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks
keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada.
benefit = jika nilai terbesar
adalah terbaik
cost
= jika nilai terkecil adalah terbaik
dimana rij adalah rating
kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan
j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:
Keterangan :
Vi =
rangking untuk setiap alternatif
wj = nilai
bobot dari setiap kriteria
rij = nilai
rating kinerja ternormalisasi
Nilai Vi yang lebih
besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Contoh:
- Sebuah perusahaan
makanan ringan XYZ akan menginvestasikan sisa usahanya dalam satu tahun.
- Beberapa alternatif
investasi telah akan diidentifikasi. Pemilihan alternatif terbaik ditujukan
selain untuk keperluan investasi, juga dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan ke depan.
- Beberapa kriteria
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan,yaitu:
C1=Harga, yaitu seberapa
besar harga barang tersebut.
C2 =Nilai investasi 10 tahun ke depan, yaitu seberapa besar nilai investasi
barang dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
C3 =Dayadukung terhadap produktivitas perusahaan, yaitu seberapa besar peranan
barang dalam mendukung naiknya tingkat produktivitas perusahaan.
Daya dukung diberi
nilai: 1= kurangmendukung, 2 = cukup mendukung; dan 3 =sangat mendukung.
C4 =Prioritas kebutuhan, merupakan tingkat kepentingan (ke-mendesak-an) barang
untuk dimiliki perusahaan.
Prioritas diberi
nilai:1=sangat berprioritas, 2 =berprioritas; dan 3 = cukupberprioritas.
C5 =Ketersediaan atau kemudahan, merupakan ketersediaan barang di
pasaran.
Ketersediaan diberi
nilai:1= sulit diperoleh, 2 = cukup mudahdiperoleh; dan 3 =sangat mudah
diperoleh.
- Dari pertama dan
keempat kriteria tersebut, kriteria pertama dan keempat merupakan kriteria
biaya, sedangkan kriteria kedua, ketiga, dan kelima merupakan kriteria
keuntungan.
- Pengambil keputusan
memberikan bobotuntuk setiap kriteria sebagai berikut:
C1 = 25%; C2 =15%; C3 =
30%;Â C4 = 25; dan C5 = 5%.
- Ada empat alternatif
yang diberikan, yaitu:
A1= Membeli mobil box
untuk distribusi barang ke gudang;
A2 = Membeli tanah
untuk membangun gudang baru;
A3 = Maintenance
sarana teknologi informasi;
A4 = Pengembangan
produk baru.
·
Nilai setiap alternatif pada setiap kriteria adalah:
·
Normalisasi
·
Normalisasi
·
Normalisasi
·
Normalisasi
·
Normalisasi
·
Hasil Normalisasi
·
Proses perangkingan dengan menggunakan bobot yang
telah diberikan oleh pengambil keputusan :
·
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
·
Nilai terbesar ada pada V3, sehingga alternatif A3
adalah alternatif yang terpilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain,
maintenance sarana teknologi indormasi akan terpilih sebagai solusi untuk
investasi sisa usaha.
Simple Additive Weighting
(SAW), dengan Flow Chart perhitungan seperti di bawah ini
0 komentar:
Posting Komentar