BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Istilah
seksio sesaria berasal dari bahasa latin caedera yang artinya memotong. Pengertian
ini semula dijumpai dalam roman low ( lex
regia) dan emperor’s law (lex
caesesarea), yaitu undang-undang yang menghendaki agar janin dalm kandungan
ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim. Jadi, seksio sesaria
tidak ada hubungannya sama sekali dengan Julius caesarea. Orang yang pertama
kali melakukan seksio sesaria adalah Jacob nufer yang melakukan secsio cesaria
pada istrinya, dia adalah seorang tukang potong babi. (Mochtar, 2012 ).
Dewasa
ini, seksio sesaria jauh lebih aman berkat kemajuan dalam antibiotic, transfusi
darah, anestesi dan teknik operasi yang lebih sempurna, karena itu, saat ini
timbul kecenderungan untuk melakukan operasi tersebut tanpa dasar dasar
indikasi yang cukup kuat. Namun perlu di ingat bahwa seorang wanita pernah
menjalani operasi pasti akan memiliki cacat dan perut pada rahim, yang dapat
membhayakan kehamilan dan persalinan berikutnya. walaupun bahaya tersebut
relative kecil. Jadi secsio cesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut, secsio cesaria
juga dapat didefenisikan sebagai sesuatu histeretomia untuk melahirkan janin
dari dalam rahim. (Mochtar, 2012).
|
Menurut
Profesor Peter Abraham seksio sesaria merupakan tindakan melahirkan bayi
melalui insisi (membuat sayatan) di depan uterus. Sekitar satu dari setiap lima
bayi yang dilahirkan dirumah sakit pendidikan di Inggris dilahirkan melalui
seksio sesaria dan sekitar satu dari enam bayi yang dilahirkan di rumah sakit
pendidikan dilahirkan melalui seksio sesaria. Ini berarti bahwa ada paling
sedikit 100.000 seksio sesaria yang dilakukan di Inggris setiap tahun.(Abrahams,
2014).
Jumlah operasi
seksio sesarea di dunia telah meningkat tajam dalam 20 tahun terakhir. WHO memperkirakan angka angka persalinan
dengan operasi adalah sekitar 10%-15% dari semua proses persalinan di negara-negara
berkembang dibandingkan dengan amerika serikat sekitar 23% dan kanada 21% pada
tahun 2003. Sedangkan di inggris angka kejadiannya relatif stabil yaitu antara
11%-12%, di italia pada tahun 1980 sebesar 3,2%-14,5%, pada tahun 1987
meningkat menjadi 17,5%. (Susiharta,2006)
Sementara
itu di Indonesia terjadi peningkatan secsio caesarea dimana tahun 2000 sebesar
47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003
sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59, tahun 2006
sebesar 53,68%. (Himatusujanah, 2008).
Setiap sel di dalam tubuh mengandung protein baik sebagai bagian membrane sel itu sendiri
maupun dalam sitoplasma sel. Protein memiliki peran utama dalam siztem imun,
karena protein dibutuhkan dalm pembelahan sel normal untuk menghasilkan komponen
seluler. Anti bodi dan agens vital lainnya juga menyusun asam amino. Oleh
karena itu defisiensi protein akan mengakibatkan defek system imun. Asam amino
penting untuk sintesis dan pembelahan sel yang sangat vital untuk penyembuhan
luka. Kekurangan protein mengakibatkan penurunan angiogenesis, penurunan
poliferasi fibroblas dan sel endotel, serta penurunan sintesis kolagen dan
remodeling. Telah di laporkan bahwa protein telur dan susu terutama penting
untuk perbaikan jaringan yang rusak (Boyle, 2009).
Bahaya
infeksi setelah operasi persalinan masih tetap mengancam sehingga perawatan
setelah operasi memerlukan perhatian untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Kehamilan yang mempunyai resiko tinggi sekitar 3 sampai 4% dan
selebihnya merupakan kehamilan resiko rendah. (Chandranita, 2012).
Angka
infeksi setelah seksio sesaria sangat sulit dievaluasi. penelitian menunjukkan
bahwa hanya 47% infeksi potensial yang terjadi pada hari ke tujuh, dengan 78%
infeksi terjadi pada hari ke-14, dan 90% pada hari ke-21. Wanita sering kali
dipulangkan dari rumah sakit pada hari keempat atau kelima setelah seksio sesaria.
Dengan demikian, infeksi kemungkinan tidak terdiagnosis pada saat tersebut.
Banyak infeksi dicurigai oleh bidan komunitas, tetapi didiagnosis dan diobati
oleh bidan umum. Disamping itu, semakin banyak infeksi ditemukan oleh dokter
umum karena bidan komunitas tidak lagi melakukan kunjungan rumah. (Boyle,
2009).
Selain
manfaat mengonsumsi protein untuk peyembuhan luka seksio sesaria adapun Proses
penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa factor local yang terdiri dari
oksigenisasi, hematoma, teknik operasi. Sedangkan faktor umum terdiri dari
usia, nutrisi, steroid, sepsis dan obat – obatan. Faktor lainnya adalah gaya
hidup kliaen dan mobilisasi. (Kozler, 1995)
RSU
Sembiring delitua merupakan salah satu rumah sakit swasta yang sedang
berkembang di kabupaten deli serdang. Rumah sakit ini juga sampai banyak
menangani pasien yang menjalani seksio sesaria. Oleh karena itu pihak rumah
sakit sangat memperhatikan penjaminan mutu pelayanan pasien. Pasien yang akan
maupun yang telah menjalani seksio sesaria. Namun pelayanan ini tidak akan
maksimal apabila pasien dan keluarganya tidak mendukung program pengobatan dan
perawatan yang diberikan. Salah satunya adalah konsumsi protein tinggi pada pasien
post seksio sesaria. Kerja sama pasien dalam konsumsi protein tinggi ini
dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pasien mengenai sumber-sumber protein itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti meneliti mengenai gambaran pengetahuan pasien
post seksio sesaria tentang manfaat konsumsi protein terhadap penyembuhan luka
di RSU sembiring penting untuk dilakukan. Hasil penelitian diharapkan dapat
membantu perawat dan pihak rumah sakit dalam pemberian pendidikan kesehatan
mengenai manfaat protein dan sumber-sumbernya. Apabila hal ini dapat dilakukan
maka asumsi negative mengenai konsumsi protein tinggi (seperti telur) pada
pasien post secsio cesaria dapat diperbaiki. Sehingga pelayanan perawatan dan
pengobatan lebih optimal.
1.2
Perumusan Masalah
Masalah yang
dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang di atas adalah “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu post
seksio sesaria tentang manfaat protein dalam penyembuhan luka di rumah sakit
umum sembiring kecamatan Delitua tahun 2015”.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu post seksio sesaria tentang
manfaat konsumsi protein untuk penyembuhan luka di rumah sakit umum sembiring
deli tua.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi:
1.4.1. Bagi Ibu
Untuk memberikan
informasi dan pengetahuan kepada ibu post seksio sesaria tentang manfaat
protein dalam penyembuhan luka seksio
sesaria sehingga ibu post seksio sesaria tidak salah asumsi sumber-sumber
protein dan pengaruhnya terhadap penyembuhan luka.
1.4.2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Untuk memudahkan
perawat dalam pemberian pendidikan kesehatan pada program perawatan dan pengobatan
pasien seksi sesaria.
1.4.3. Bagi institusi
Sebagai
referensi di perpustakaan DELI HUSADA Delitua, dan sebagai bahan
perbandinganbagi mahasiswa serta sebagai masukan bagi mahasiswa lainnya yang
ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap permasalahan yang sama.
HP. 085262262564
LAHAGU
0 komentar:
Posting Komentar