BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetika
telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Bersamaan dengan terjadinya
revolusi industri di Eropa atau Amerika pada awal abad ke-19, dimana ditemukan
berbagai bahan baku sintesis dan mulai diperkenalkan mesin-mesin produksi baru
bertenaga listrik yang dapat menghemat waktu dan tenaga, produksi kosmetika secara
tradisional mulai ditinggalkan. Kosmetika modern mulai mendominasi pasar pada
awal abad ke-20 (Wasitaatmadja, 1997).
Kosmetika
berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Sejarah kosmetika
sangat panjang, mengikuti waktu penggunaannya. Kosmetika sudah dikenal sejak
zaman dahulu kala. Di Mesir, 3500 tahun sebelum Masehi digunakan bahan alami yang
berasal dari tumbuhan, hewan maupun bahan alami lain seperti tanah liat,
lumpur, air, dan lain-lain. Penggunaan kosmetika di Indonesia sudah ada masuk jauh
sebelum penjajahan Belanda (Wasitaatmadja, 1997).
Namun,
pada akhir abad ke-20 ada usaha kembali ke alam (back to nature) dan ini juga mempengaruhi dunia kosmetik dengan
usaha mempopulerkan serta menggali kembali kosmetika tradisional yang telah
lama terlupakan. Namun berdasarkan pertimbangan teknis ekonomis, sebagian
produsen hanya menggunakan sebagian unsur tradisional dalam kosmetika
produksinya (Wasitaatmadja, 1997).
Pada
awalnya, manusia hanya mengenal kosmetik sebagai produk yang berfungsi untuk
mempercantik riasan wajah. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan
industri, ragam kosmetik terus berkembang. Berbagai jenis kosmetik dengan
fungsi dan manfaat spesifik bermunculan di masyarakat (Muliyawan dan Suriana,
2013).
Lipstik
merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin
dan lemak. Fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, yang
dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya
warna lain pun mulai digemari orang, sehingga corak warna sekarang sangat
bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna
dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM,
1985).
Indonesia
kaya akan sumber flora dan banyak diantaranya dapat digunakan sebagai bahan makanan
ataupun sebagai bahan dasar kosmetik, salah satu tumbuhan di Indonesia yang
memiliki potensi untuk menghasilkan bahan dasar alami adalah minyak kedelai.
Kelebihan dari tanaman ini dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan
industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai yang
digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida sebagai bahan
untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya. Sedangkan
dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika,
insektisida dan farmasi (Anonimb, 2000).
Salah
satu produk olahan kedelai adalah minyak yang mempunyai keuntungan sama seperti
minyak nabati lainnya yang bebas kolestrol, minyak kedelai juga digunakan pada
pabrik lilin, sabun, cat, semir, insektisida dan desinfektan. Salah satu
kerugiannya adalah dibutuhkan proses pemucatan dan deodorisasi, agar warna dan
bau minyak kedelai tidak mencemari warna dan bau yang dihasilkan pada produk
yang akan dibuat. Selain itu salah satu bahan dasar lipstik ini adalah minyak
jarak yang mempunyai keuntungan untuk kesehatan kulit, dapat mengobati luka
bakar, kulit terbakar sinar matahari, melembabkan kulit, dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik dan lain-lain, sedangkan kekurangannya
tidak dapat menutupi bau pada minyak (Anonimc, 2005).
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti kombinasi minyak kedelai dan minyak jarak
untuk melarutkan zat warna pada sediaan lipstik.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah
kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan zat warna pada sediaan
lipstik.
2. Apakah
sediaan lipstik dengan kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai stabil dalam
penyimpanan pada suhu kamar.
3. Apakah
sediaan lipstik yang mengandung kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai dapat
menyebabkan iritasi pada saat digunakan.
I.3 Hipotesa
Berdasarkan
perumusan masalah di atas, maka hipotesa pada penelitian ini adalah:
1. Kombinasi
minyak jarak dan minyak kedelai dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan
zat warna pada pembuatan lipstik.
2. Sediaan
lipstik dengan kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai stabil dalam
penyimpanan pada suhu kamar.
3. Sediaan
lipstik yang mengandung kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai tidak
menyebabkan iritasi pada saat digunakan.
I.4 Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
membuat lipstik dengan kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai yang dapat meningkatkan kelarutan zat warna.
2. Untuk
mengetahui kestabilan lipstik dengan menggunakan kombinasi minyak jarak dan
minyak kedelai dalam suhu kamar.
3. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya iritasi pada sediaan lipstik yang mengandung
kombinasi minyak jarak dan minyak kedelai pada saat digunakan.
1.5 Manfaat Penelitian
Untuk
meningkatkan daya guna dari kedelai sebagai minyak alami untuk pembuatan
lipstik yang aman digunakan oleh masyarakat.
HP. 085262262564
0 komentar:
Posting Komentar